nusakini.com--Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) menggelar bedah buku Revolusi Pancasila karya Yudi Latif di Jakarta. Kepala Puslitbang Penda Amsal Bakhtiar mengatakan, bedah buku dilaksanakan dalam rangka menyongsong Hari Lahir Pancasila yang diperingati setip 1 Juni. 

"Tidak sekedar memperingati, tetapi juga kita ingin menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi seluruh anak bangsa," ujar Amsal di Jakarta, Kamis (25/05). Selain ASN Kemenag, bedah buku diikuti guru sekolah, pengawas madrasah, dan Kepala Balai di seluruh Indonesia, baik Balai Litbang maupun Balai Diklat. 

"Kami berkomitmen mensosialisasikan Pancasila sebagai ruhnya bangsa, dan ideologi bangsa. Makanya, dalam kesempatan ini kami ingin membahas buku karya Dr Yudi Latif ini. Tentu beliau nanti akan mempresentasikan isi bukunya dan akan kita diskusikan bersama," papar Amsal. 

Gelar bedah buku ini mendapat apresiasi dari Kepala Balitbang Diklat Kemenag Abd. Rahman Masud. "Acara ini sudah saya sampaikan dua minggu lalu pada rapat kabinet di Istana Negara yang dihadiri enam menteri dan beberapa pejabat eselon I," ujarnya. 

Salah satu narasumber, Ketua Lakpesdam PBNU Rumadi Ahmad, mendorong dilakukannya survei pemahaman Aparatur Sipil Negara (ASN) terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Menurutnya, selama ini yang disurvei baru masyarakat awam. 

"Kalau ideologi ini (anti Pancasila) sudah merasuk ke dalam unsur negara yang mengelola birokrasi, maka jangan sampai dibiarkan," tegasnya. 

Terhadap buku Revolusi Pancasila, Rumadi mengaku tertarik dengan salah satu bagian yang berjudul 'musuh revolusi'. "Saya senang dengan istilah ini. Saya juga jadi penasaran siapa sebenarnya musuh Kang Yudi. Di sini, disebutkan unsur-unsur anti dan kontra revolusi Pancasila, lalu kekuatan kapitalisme hitam menjadi salah satu musuhnya," ulasnya. (p/ab)